Dari Pusat Prostitusi Jadi Sentra Ekonomi Kreatif: Kampung Dolly Surabaya

- Jumat, 23 Juni 2023 | 16:00 WIB
Menteri KopUKM dan Kedubes Inggris untuk Indonesia saat menghadiri kegiatan Mlaku-Mlaku Nnag Dolly (Dok. klikwarta.com)
Menteri KopUKM dan Kedubes Inggris untuk Indonesia saat menghadiri kegiatan Mlaku-Mlaku Nnag Dolly (Dok. klikwarta.com)

Kucurkan dana sebesar 500 ribu pound sterling atau setara dengan Rp9,57 Miliar, Kedutaan Besar (Kedubes) Inggris memberi bantuan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk kembangkan kawasan Dolly. Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) pun mengapresiasi dan mendukung sinergi yang terjalin antara kedua lembaga tersebut.

Selain kolaborasi tersebut, adapun kerjasama yang dilakukan oleh Small and Medium Enterprises and Cooperatives (SMESCO) di bawah naungan KemenKopUKM dalam proyek Future Cities (Kota Masa Depan) di Dolly, Kecamatan Putat Jaya, Surabaya.

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM), Teten Masduki, menuturkan sinergi dan kolaborasi tersebut menjadi titik awal dalam mewujudkan perkembangan pelaku UMKM.

“Program ini sangat ambisius karena mampu mengubah kawasan prostitusi ke industri yang produktif," lanjut Teten, dalam kunjungannya bertajuk Mlaku-Mlaku Nang Dolly.

Baca Juga: Rencana Gus Halim Ekspos SDGs Desa di Kantor Pusat PBB

Penutupan Kawasan Prostitusi Dolly

Menarik waktu ke belakang, Kampung Dolly pernah dianggap sebagai pusat konsentrasi prostitusi tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Sebelum akhirnya, pemerintah melakukan penertiban dan penutupan kawasan tersebut pada tahun 2014.

Penutupan industri prostitusi di Dolly menjadi keputusan yang kuat oleh pemerintah, sebab mempertimbangkan realitas praktik perdagangan manusia, eksploitasi perempuan dan anak di bawah umur, serta kompleksitas penyebaran penyakit menular seksual. 

Selain beberapa hal di atas, penutupan kawasan prostitusi Kampung Dolly juga bertujuan untuk menyelamatkan generasi berikut dengan pencapaian terbaik pendidikan anak-anak setempat.

Baca Juga: Panja RUU Desa Sepakati Perpanjangan Masa Jabatan Kades 9 Tahun

Imbas Penutupan dalam Sektor Ekonomi

Namun di sisi lain, penutupan kawasan prostitusi Dolly juga berdampak pada perekonomian lokal sebab banyak penduduk lokal yang bergantung pada industri ini sebagai sumber pendapatan utama mereka. Bahkan, banyak penduduk di kawasan tersebut yang sempat kehilangan pekerjaan dan 18 persen diantaranya masih hidup di bawah garis kemiskinan.

“Terbukti sampai hari ini perubahan itu nyata dirasakan oleh masyarakat Dolly. Dengan cepat mereka beradaptasi menghadirkan produk usaha. Kurang lebih 11 UKM yang telah melahirkan inovasi yang kreatif,” jelas teten dikutip dari kompas.com.

Baca Juga: Upaya Realisasi Dana Desa: Capai Perputaran Uang hingga 30,9 Triliun per Juni 2023

Transformasi Kampung Dolly

Halaman:

Editor: Ajeng Kartika Saraswati

Sumber: umkm.kompas.com

Tags

Terkini

Mengenal Salak Wedi, Buah Manis Khas Bojonegoro

Rabu, 21 Juni 2023 | 20:30 WIB
X